Aceh Singkil, | LiputanKPK.com ~ Sebuah langkah strategis dalam mendukung pelestarian lingkungan sekaligus peningkatan ekonomi masyarakat dilakukan di kawasan Suaka Margasatwa Rawa Singkil. Pada Selasa, 7 Oktober 2025, Desa Pea Bumbung, Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil menjadi pusat kegiatan pelatihan intensif dan penyerahan simbolis 60 ekor domba kepada kelompok tani hutan dari dua desa penyangga, yakni Desa Pea Bumbung dan Desa Takal Pasir.
Acara ini dihadiri secara resmi oleh Bupati Aceh Singkil, H. Safriadi Oyon SH., Wakil Bupati H. Hamzah Sulaiman SH., Plt. Sekda H. Eddy Widodo SKM. M. Kes., Kepala Dinas Peternakan, unsur pemerintah daerah serta tokoh masyarakat dan anggota kelompok tani setempat.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Pea Bumbung, Sarbaini, menyampaikan rasa syukur atas dukungan sinergis dari NJO, BKSDA Aceh, WCS, dan pemerintah Aceh Singkil yang telah membantu membentuk kelompok tani hutan berbasis peternakan. Sarbaini berharap hubungan baik ini terus terjalin agar pengembangan usaha ternak domba yang mendapatkan masing-masing 30 ekor per desa bisa memberi dampak ekonomi signifikan dan berkelanjutan bagi warganya.
Sementara itu, Kepala Desa Takal Pasir, Rabidin Limbong, menegaskan komitmen kuat untuk menjaga amanah tersebut sebagai bagian dari upaya melekatkan pelestarian kawasan suaka margasatwa sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ia pun menyampaikan terima kasih atas dukungan yang membantu menggerakkan roda perekonomian desa.
Mewakili kelompok Lae Cerling, Rasuluddin Malau menyampaikan apresiasi sekaligus menyampaikan kebutuhan mendesak akan pompa air untuk kebersihan dan perawatan kandang, mesin pencacah pakan, serta pembuatan sumur guna menunjang kesehatan ternak yang diterima.
Bupati Aceh Singkil, H. Safriadi Oyon SH., menekankan bahwa program pengembangan usaha ternak berbasis kelompok ini bukan sekadar penyerahan hewan ternak, melainkan representasi komitmen bersama antara pemerintah daerah dan WCS dalam menciptakan keseimbangan antara pelindungan lingkungan dan peningkatan ekonomi masyarakat.
“Suaka margasatwa Rawa Singkil yang memiliki luas 82.000 hektar harus dilindungi dengan cara memberi masyarakat alternatif sumber mata pencaharian yang ramah lingkungan, seperti pengembangan usaha ternak domba dan kambing ini. Program ini akan menggerakkan ekonomi desa, meningkatkan pendapatan keluarga, serta memperkuat kemandirian masyarakat melalui manajemen usaha yang lebih profesional dan gotong royong berbasis kelompok,” ujarnya.
Program ini diharapkan mampu mengurangi tekanan manusia terhadap kawasan konservasi sekaligus menjamin keberlangsungan hidup flora dan fauna di dalamnya. Serah terima 60 ekor domba ini menjadi simbol wujud nyata kerja sama dan komitmen menjaga kelestarian alam sekaligus membangun ekonomi masyarakat di sekitar suaka margasatwa.
Kegiatan ini membuka peluang pengembangan pemberdayaan masyarakat lainnya, yang sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan dan perlindungan lingkungan di Aceh Singkil.{*}
[Khalikul Sakda]