Bekasi, liputankpk.com
Beredarnya informasi di medsos adanya demo ratusan murid menuntut transparansi
dan penjelasan pungutan infaq pembangunan mesjid, ikut lomba sering menggunakan dana pribadi, pungutan bulanan dan biaya kartu ujian sebanyak Rp 350 ribu bagi jalur prestasi, dan selama ini di sebut sumbangan meresahkan kepala Sekolah SMAN 14 Kota Bekasi Drs Suwono MM, sehingga di anggap perlu untuk memberikan klarifikasi.
Kepada media, Suwono menjelaskan bahwa hal tersebut bukanlah Demo, tetapi forum diskusi yang di buka setelah usai upacara, dan dalam diskusi tersebut semua berjalan dengan baik dan aman, hingga saat ini semua kegiatan belajar berjalan lancar.
Namun, karena sudah beredar di medsos, maka perlu di berikan klarifikasi agar ada penjelasan ke publik. Suwono mengatakan bahwa tidak benar ada demo, yang benar ada diskusi, dan Suwono juga membantah adanya pungutan liar, karena di SMAN 14 tidak ada SPP, hanya ada sumbangan sukarela, dan bahkan kalau kegiatan ekstrakulikuler semua di danai oleh sekolah, namun karena situasi tertentu beberapa murid menggunakan mobil pribadi yang di antar oleh wali murid, dan tidak benar ada pungutan sebesar Rp 350 ribu untuk biaya kartu ujian.
Inilah penjelasan Suwono kepala sekolah, pada saat itu setelah upacara di halaman sekolah, di adakan dialog atau diskusi tentang pelayanan pendidikan di sekolah, namun entah mengapa di framing seakan ada demo, lanjut di singgung terkait adanya pungutan infaq untuk mesjid dan pungutan Rp 350 ribu kartu ujian, Suwono membantah dan mengatakan bahwa itu tidak benar, karena yang namanya sumbangan tidak di patok, jadi sumbangan bersifat sukarela, karena dari trac record sebagai Kepsek, Suwono tidak pernah melakukan hal demikian.
Namun setelah pindah di SMAN 14 Kota Bekasi suasana agak berbeda, dan dalam waktu dekat ini ada rotasi, dan persaingan semakin sengit, dan ada banyak yang mau di posisi kepsek, jadi tidak mungkin ada demo, karena komunikasi dengan para siswa dengan kepala sekolah sangat baik, dan Suwono selalu berpikir untuk kemajuan sekolah bukan pribadi atau kelompok.
Dan kondisi saat ini baik baik saja, baik dengan Dinas maupun dengan para siswa, jadi kesimpulannya adalah bahwa informasi di medsos itu tidak benar, dan sekolah melayani para siswa dengan maksimal, dan sejak kehadiran saya sebagai kepala sekolah dalam OSN memaksimalkan kegiatan ekstrakulikuler, para siswa di wajibkan mengendarai sepeda, bukan motor atau mobil, kecuali di antar supir atau orang tua, dan kalau ada lomba terkadang ada suport dari orang tua secara sukarela mengantar anak – anak nya, namun sifatnya musiman.
Dan Suwono menegaskan bahwa OSN di biayayai oleh sekolah, mulai dari tingkat sekolah hingga tingkat propinsi, bahkan sampai tingkat Nasional, dengan di anter dan di beri konsumsi saat kegiatan eskul, jadi yang perlu di perhatikan, bahwa kepala sekolah tidak pernah membuat kebijakan yang memberatkan orang tua murid, termasuk tidak ada SPP yang ada adalah sumbangan sukarela, dan jika tidak di kasih, tidak di tagih, dan kalaupun dahulu ada kesepakatan dengan komite sekolah, bukan dengan sekolah, dan sekalipun ada yang belum melunasi, sekolah tidak pernah menagih atau bertanya kepada orang tua siswa ataupun siswanya langsung, dan semua siswa di kasih kartu ujian.
” Sejak saya hadir sebagai kepala sekolah, saya langsung memberikan yang terbaik kepada sekolah ini, baik pemikiran dan pelayanan, dan saat ini sudah menjadi salah satu sekolah favorit dengan sejumlah prestasi menonjol hingga ke tingkat Nasional, ” Ujar Suwono.
Namun Demikian, Suwono secara pribadi meminta maaf jika dalam perjalanannya masih ada kekurangan, dan sebagai manusia biasa tidak lepas dari salah, saya meminta maaf, dan setiap masukan baik dari wali murid, bahkan para siswa akan menjadi bahan evaluasi internal untuk bekerja lebih baik lagi. ( red )












